Light and Shadow ~ Chapter 02
Eru
yang terbaring pingsan di depan rumah tersebut, diangkat ke dalam rumah oleh
seorang laki-laki yang menemukannya. Rumah tersebut merupakan rumah keluarga
bangsawan Fazte yang memimpin kota air yang bernama Aquatic Palace.
Aquatic Palace terletak di sebuah pulau kecil di
sebelah selatan Wilayah kepulauan kerajaan Symphnoph. Aquatic Palace merupakan
kota yang tidak terlibat perang, karena selain pulaunya yang terpencil, pulau
tersebut juga dilindungi oleh air tanpa batas yang mengelilinginya dan
membentuk menyerupai tembok tinggi, sehingga setiap orang yang hendak masuk
kesana haruslah melewati pintu gerbang utama di sebuah pelabuhan kecil di
pinggir pulau. Rumah keluarga Fazte bermodel bangunan klasik bercat putih dan
beratap merah. Pintu gerbangnya pendek dengan pagar bertembok warna putih dan terdapat
air yang mengalir dengan indah pada salah lubang di tembok tersebut. Pintu
rumah itu besar dan terlihat berat, yang diapit dengan 2 jendela besar yang
dihiasi tanaman berwarna hijau, serta ada sebuah taman kecil dengan kolam yang
mengalir di depan rumah tersebut.
Eru
dibaringkan di sebuah kamar yang cukup luas, ruangan tersebut bernuansa klasik
memiliki 1 kasur bertirai merah dengan ukiran-ukiran pada tepi-tepi kasur
tersebut.
“Siapa
anak itu Loan?” seorang wanita yang terlihat sedikit tua masuk ke dalam ruangan
tersebut, dan menyapa laki-laki yang menolong Eru, bernama Loan von Fazte,
seorang anak dari bangsawan Fazte. Laki-laki tersebut memiliki rambut pirang
yang cukup panjang dan dikuncir dengan pita berwarna biru langit, memiliki mata
berwarna hijau emerald. Loan termasuk laki-laki yang tinggi, dan memiliki
postur tubuh yang bagus.
“Aku
menemukannya di depan rumah ibunda,” kata Loan dengan sopan kepada ibunya.
Ibunya Loan bernama Lisanna, walaupun dia sudah berumur 40-an namun wajahnya
masih terlihat muda dengan hampir tidak ada keriput di wajahnya.
“Di
depan rumah? Siapa dia?”
“Tidak
tahu, ibunda, tapi dia memakai anting bertanda Shadow,”
“Apa
dia mata-mata Shadow?” kata Lisanna sedikit kaget dan takut.
“Hmm,
dari intuisi ku dia bukan mata-mata, lagian tidak mungkin kalau mata-mata dia
dengan terang-terangan menunjukkan lambang Shadow dengan memakai anting itu,”
“Ia
juga sih,”
“Ughh,
..” Eru mendesah dan seperti merasa kesakitan, “Ayah, ibuu..,” air mata keluar
dari mata Eru.
“Sepertinya
dia sedang mimpi buruk,” keringat keluar dari kening Eru, dan Loan menyeka
keringat Eru dengan sapu tangannya.
“Ibunda
mau memberitahukan pada ayah,”
“Baik,
ibunda,” Lisanna keluar dari ruangan itu dan meninggalkan Loan bersama Eru.
Loan mulai menganalisa Eru, dilihat dari baju yang dipakai Eru, Loan mengetahui
dia adalah seorang bangsawan yang kaya karena pakaian yang dipakai Eru terbuat
dari bahan sutra mahal, dan motif renda yang hanya dipakai oleh bangsawan. Tapi
Loan masih bingung dengan anting yang dipakai Eru tersebut.
Beberapa
saat kemudian Eru mulai tenang, dan wajah Eru mulai cerah. Loan menaruh
tangannya di kening Eru, lalu menyentuh pipinya. Saat itu Eru yang mulai
mendapatkan kesadarannya berpikir
‘Siapa? Tangan yang sejuk,’ Jari Eru
mulai bergerak sedikit, dan Loan menyadarinya. Loan langsung menarik tangannya,
“..j-jangan,” Loan tersentak. Eru membuka matanya dengan perlahan. Lalu Eru
hendak bangkit dari tempat tidurnya dengan lemah.
“Pelan-pelan
saja,” Loan membantunya duduk.
“Ini
dimana?” Eru mengeluarkan suaranya yang terdengar lemah.
“Ini di
rumahku, kediaman Fazte, Aquatic Palace, wilayah Light, namaku Loan von Fazte,
namamu siapa?” tanya Loan dengan sopan.
“Nama?
Namaku Eru, Eru..,” Eru langsung terdiam karena dia cuma mengingat namanya Eru.
“Salam
kenal Eru, kamu berasal darimana?” Loan mengingat sesuatu, dan sepertinya nama
Eru mirip seperti nama putri Symphnoph.
“Asal?
... aku darimana? .. maaf, aku tidak bisa mengingatnya,” Eru tidak dapat
mengingat apapun selain namanya, Eru melupakan ingatannya.
“...
hmm, baiklah Eru kamu istirahat dulu saja,” Loan memapah Eru untuk tidur dan
beristirahat.
“Terima
kasih kak Loan,” Eru memejamkan matanya kembali, dan Loan sedikit terkejut
karena dipanggil kakak. Loan keluar dari ruangan itu dan menuju ke ruangan
kerja ayahnya. Di ruangan itu terdapat meja kerja dan di dekatnya ada meja dan
sofa yang biasa dipakai untuk menerima tamu dan minum teh.
Di
sofa, ayah Loan yang bernama George sedang duduk bersama Lisanna.
“Hmm,
anak perempuan yang memakai anting berlambang Shadow?”
“Ayahanda,
barusan anak perempuan itu bangun,”
“Bangun?
Bagaimana? Sudah tahu siapa dia?” tanya Lisanna dengan tidak sabar.
“Dia
lupa ingatan ibunda, dia hanya mengingat namanya Eru,”
“Ayah,
jangan-jangan dia hanya pura-pura lupa ingatan, bagaimana ini?” Lisanna panik,
dan langsung memegang lengan George.
“Hmm,
sebaiknya kita memanggil dokter untuk mengeceknya, Loan panggil Dokter Juno
untuk besok,” karena hari itu sudah malam mereka memutuskan untuk menunggu
sampai besok, dan Loan menjaga Eru pada malam itu.
Keesokan
harinya, dokter Juno datang ke kediaman Fazte, Juno menanyakan beberapa
pertanyaan pada Eru, saat itu Eru raut wajah Eru sudah lumayan cerah. Dan
hasilnya, Eru tetap hanya bisa menjawab namanya karena dia benar-benar tidak
ingat apapun selain namanya. Tiap Eru berusaha untuk mengingat sesuatu,
kepalanya terasa sakit dan berat. Namun ada sesuatu yang menarik saat Dokter
Juno bertanya mengenai anting yang dipakai Eru. Saat dokter Juno hendak
memegang antingnya, Eru langsung menepis tangan dokter Juno dan langsung
berteriak.
“Jangan
disentuh! ... Maaf,” Eru langsung sadar akan kemarahannya, namun dia tidak tahu
kenapa dia marah, tapi dia hanya merasa bahwa anting tersebut sangat berharga baginya.
Lalu dokter Juno keluar dari kamar Eru dan segera melaporkannya pada George.
“Bagaimana
dokter?” Dokter Juno menggelengkan kepalanya dan menghembuskan nafas panjang.
“Dia
hanya mengingat namanya, sepertinya ada sesuatu yang tidak ingin diingatnya,
tapi anting bertanda Shadow itu, dia merasa kalau anting itu sangat berharga
baginya,” dokter Juno menceritakan semua yang terjadi pada saat dia bertanya
pada Eru.
“Kalau
begitu, sepertinya dia benar-benar tidak dapat mengingat apapun,” kata George
dengan tenang.
“Oh ia,
ngomong-ngomong soal hal aneh yang terjadi ini, tadi pagi banyak rumor yang
tersebar di seluruh wilayah, rumor mengenai kota Symphnoph telah jatuh.., 2
hari yang lalu ada pedagang yang mau berjualan disana, namun kerajaan Symphnoph
telah beku menjadi es,”
“Apa?! Beku?
Bagaimana penduduk, raja, dan ratu disana? Putri?”
“Nah, hal
tersebut masih belum bisa dipastikan karena kerajaan tersebut telah menjadi
sebuah bongkah es besar,”
“Ayahanda,
apakah ayah pernah kesana melihat wajah putri?”
“Hmm,
tidak pernah Loan, karena kita warga Aquatic Palace tidak pergi ke acara ulang
tahun putri ke-12 itu diakibatkan cuaca yang sangat buruk untuk berlayar,”
“...
Aku punya firasat bahwa Eru adalah Eru Alcate, putri Symphnoph, dilihat dari
pakaian yang dipakainya, dia memakai pakaian yang mahal,” lalu Lisanna mulai
membuka suaranya.
“Sebaiknya
kita menutupi tentang latar belakangnya, kalau dia memang benar-benar Eru
Alcate, sebaiknya kita merahasiakan tentang kota kelahirannya dan ingatannya,
.. dia masih kecil ayah, sebaiknya kita anggap dia sebagai anak kita saja,”
Loan dan George agak kaget dengan keputusan Lisanna itu.
“Lisanna..,”
“Lagipula
aku memang ingin anak perempuan,” kata Lisanna dengan tersenyum, Loan dan
George akhirnya setuju, dan Eru diangkat anak oleh keluarga Fazte.
Eru
diangkat menjadi salah satu bagian dari keluarga Fazte, di umur 12 tahun Eru
yang kehilangan ingatannya hidup dengan bahagia dibawah perlindungan keluarga
Fazte dan penduduk sekitar yang sepakat untuk menutupi identitas asli Eru.
Lima
tahun berlalu sejak kejadian tersebut, Eru masih kehilangan ingatannya karena
keluarga Fazte dan penduduk sekitar menganggap Eru hanyalah seorang gadis biasa
yang merupakan salah satu bagian dari keluarga Fazte untuk menutupi asal
usulnya. Di umurnya yang ke 15 tahun, Lisanna mulai mengajarkan Eru mengenai
tata krama bangsawan, dan mengajarinya tarian. Loan juga mengajarkan sedikit
mengenai ilmu pedang, namun Eru sangat bodoh dalam memegang pedang, walaupun
yang dia pakai hanyalah sebuah rapiers yang tidak terlalu berat. Selama 5 tahun
ini pula, misteri kota Symphnoph tersebut masih tidak terpecahkan selama Eru
masih kehilangan ingatan.
Di
suatu tempat yang gelap.
“5 tahun berlalu akhirnya
kekuatanku pulih kembali,” kata seorang pemuda dengan balutan perban di seluruh
tubuhnya sambil mengertak meja di didekatnya, “semua gara-gara perempuan itu,
mengeluarkan cahaya yang hampir membuatku mati, aku harus ke tempat tuan,” lalu
dia berdiri dari kursi yang diduduki nya menuju ke tempat tuannya.
“Oho, Riez,
senang melihatmu telah pulih,” kata sesosok gelap dengan suara yang sedikit
berat dan terdengar tua renta.
“Ya
tuan, setelah 5 tahun akhirnya kita bisa melanjutkan rencana itu,”
“Aku
juga telah menemukan dia, dan mengirimkan sebuah kejutan kecil, hoho,” katanya
sambil tertawa.
LaQuor
saat itu, 5 tahun yang lalu setelah kejadian runtuhnya Symphnoph sampai ke
wilayah Shadow, penduduk LaQuor tidak hanya terkejut, mereka merasa telah
memenangkan perang ini. Sejak saat itu beberapa wilayah Light dan Venti telah
menjadi bagian dari Shadow. Wilayah yang selamat hanyalah ibukota Venti,
Ederion.
“Ash,”
kata seorang lelaki tua yang terlihat seram.
“Ya,
ayah, ada apa?”
“Ayah
merasa sekarang saat yang tepat untuk kamu memilih calon pendampingmu,”
“...,”
Ash hanya terdiam saja karena selama 5 tahun yang dipikirkan nya hanya Eru dan dia
berusaha mencari informasi mengenai Symphnoph secara diam-diam, namun tidak
berhasil menemukan satupun petunjuk.
“Sekarang
ayah sudah tua, dan sekarang kita hanya perlu menjadikan wilayah Nymph sebagai
wilayah kita, dan untuk itu butuh pemimpin muda untuk memimpin semua
wilayah-wilayah yang besar ini,”
“Ayah,
aku permisi dulu,”
“Ash,
pikirkanlah baik-baik,” Ash keluar dari ruangan itu, dan mengeluarkan sebuah
jimat dari kantongnya, jimat tersebut merupakan bunga Riseria kering dari Eru 5
tahun yang lalu
“Eru,
apa kamu baik-baik saja, aku terus menunggumu disini,” katanya sambil mencium
bunga tersebut. Ash yang telah berumur 20 tahun tumbuh menjadi laki-laki yang
gagah dengan rambut hitamnya yang sedikit memanjang.
Kembali
ke taman belakang kediaman Fazte, dimana tempat tersebut digunakan Loan untuk
mengajarkan Eru menggunakan rapiers nya dengan baik dan benar, selama 2 tahun
diajarkan Eru sama sekali tidak ada kemajuan.
“Eruuu,
kamu ini benar-benar payah,” kata Loan sambil menjitak kepala Eru, dan rapier
nya pun langsung terjatuh
“Aduh,
sakit kan,”
“Udah
berkali-kali dibilang, fokus kalau lagi pegang rapier dan jangan sampai lepas
dari pegangan, ini baru dijitak sedikit pegangan langsung lepas, lakukan
latihan pegang dan menebas dengan rapier sebanyak 100 kali lagi!” kata Loan
dengan nada sedikit marah pada Eru.
“Apa?!
100?! Gaaaa mauuu,” Eru langsung berlari masuk kedalam rumah.
“Eruuu!!”
Loan pun langsung mengejarnya dan Eru pun tertangkap, “Kamu yaa,” kata Loan
sambil menjitak Eru lagi.
“Aduh,
udah ah kak Loan,” lalu Loan menggelitik Eru, “hahahaha, stop- stop, hahaha,”
walaupun Eru dan Loan bukan saudara asli tapi mereka menjadi akrab layaknya
kakak dan adik kandung.
“Ga ada
ampun bagi anak nakal, hahaha,” Loan masih terus menggelitik Eru.
“Cukup
ah, aku mau ke pasar,” lalu Loan pun melepaskan Eru.
“Ke
kota? Jalan-jalan lagi?”
“Yaa,”
Eru selalu senang untuk jalan-jalan ke pasar dan bertemu dengan penduduk
sekitar yang baik kepadanya.
“Baiklah,
hati-hati Eru,”
“Daaah
kak Loan,” Eru pun berlari keluar rumah menuju ke pasar dimana para penduduk
sekitar tinggal.
“Dasar,
padahal 5 tahun yang lalu dia sangat tertutup dan selalu merasa ketakutan,”
Loan tersenyum mengingat kejadian 5 tahun lalu. Lalu Loan menuju ke tempat ayah
dan ibunya.
‘Tok
tok,’ Loan mengetuk pintu, “Ayahanda,”
“Ya, masuk,”
lalu Loan pun masuk ke tempat kerja ayahnya, disana George dan Lisanna sedang
duduk sambil minum teh dan Loan pun ikut duduk disana, pelayan keluarga Fazte
langsung menyediakan teh untuk Loan.
“Ayahanda,
Ibunda, apakah sebaiknya..,” lalu dengan sangat tiba-tiba, terjadi gempa yang
sangat dasyat di kota Aquatic Palace, lantas George, Lisanna dan Loan pun
panik.
“Ada
apa ini?!!”
“Kenapa
tiba-tiba ada gempa?!” Mereka pun cepat-cepat keluar dari kediaman mereka.
Saat
mereka keluar dari kediaman mereka, terlihatnya monster raksasa yang berada
tepat di pasar kota Aquatic Palace. Monster tersebut bertubuh seperti Orc,
berwarna hijau dan gendut, dengan kepala yang ditutupi besi dan matanya
terlihat berwarna merah darah, dengan tangan yang memiliki cakar tajam.
“Makhluk
apa itu?!”
“Dia di
pasar.. Eru!!” Loan langsung bergegas lari kepasar dengan membawa senjata
rapiersnya.
Sebelumnya
Eru sedang bersenang-senang di pasar sambil menyapa penduduk sekitar sana..
“Halo
Eru, jalan-jalan lagi? Gimana pelajaran rapiersmu?” tanya bibi Ruu dengan nada
agak mengejek.
“Ah
bibi, sudah tau lah pasti latianku kacau, hahaha,” bibi Ruu membuka kedai teh
di kota Aquatic Palace tersebut, bersama suami ada anaknya yang masih berumur 3
tahun.
“Ayo
Eru, masuk ke dalam, kita minum teh bareng sambil bercerita,”
“Baik,
bibi, terima kasih,” kata Eru girang dan masuk ke kedai tersebut untuk minum
teh. Akhirnya mereka asik ngobrol bersama, sampai gempa terjadi.
Mereka
semua keluar dari kediaman masing-masing dan melihat ada suatu lubang hitam
muncul di tengah-tengah pasar, tepatnya di dekat air mancur kecil tempat para
penduduk untuk mengadakan festival ataupun acara-acara kecil.
Dari
lubang tersebut muncullah monster berbadan besar tersebut, para penduduk yang
panik langsung berlarian dan berteriak. Lalu monster tersebut mulai menyerang
dan merusak apapun yang menghalangi jalannya.
“Eru,
ayo cepat lari,” kata bibi Ruu.
“....,”
Eru hanya bengong tanpa suara dan seluruh badannya gemetar, dia seakan ingat
sensasi ini. Di dalam ingatannya seperti mengingat sesuatu hal yang mirip
dengan kejadian ini.
“Eruu,
ayo cepat,” bibi Ruu pun menarik Eru, dan mereka pun berlari.
Monster
tersebut melihat ke arah Eru, dan dengan segera berjalan menuju gadis tersebut.
Lalu bibi Ruu segera berlari dengan cepat sambil menarik Eru.
Karena
Eru berlari sambil gemetaran akhirnya pegangan tersebut terlepas dan diapun
terjatuh
“Eruu!!
Ayo cepat kemari,” bibi Ruu yang panik hendak menolong Eru namun monster
tersebut telah berada di belakang Eru dan bayangannya telah menutupi Eru.
Eru
yang terjatuh segera membalikkan badannya dan berhadapan dengan monster
tersebut dengan muka yang pucat pasi dan pikirannya masih berusaha untuk
mengingat sesuatu.
Detik
itu juga, monster tersebut hendak mencakar Eru dengan cakarnya.
“Eruuu
!!!” Loan yang saat itu baru datang, langsung panik dan berlari ke arah Eru
namun hal itu sudah terlambat.
“!!!”
Eru tersadar dari pikirannya, “Tidakk!!!!” sebuah cahaya putih kembali muncul
dari liontin Eru, dan kesadaran Eru dibalut oleh cahaya putih tersebut.
“Halo, Eru.. akhirnya kita bertemu,”
0 comments: